Konten Masak Rendang di Palembang Bikin Gaduh, Willy Salim Dipolisikan

Konten masak rendang yang dibagikan oleh Willy Salim, seorang influencer kuliner, menimbulkan kontroversi besar di Palembang. Dalam video yang diunggah di media sosial, Willy terlihat memasak rendang dengan cara yang dinilai tidak sesuai dengan resep tradisional. Konten ini memicu perdebatan di kalangan warganet dan akhirnya membuat Willy Salim dilaporkan ke polisi oleh sejumlah pihak.

Konten Masak Rendang yang Menjadi Sorotan

Video masak rendang yang dibagikan Willy Salim awalnya terlihat biasa. Namun, cara dia memasak dan bahan-bahan yang digunakan sangat berbeda dari resep rendang tradisional. Beberapa warganet merasa bahwa itu merusak masakan khas Minangkabau yang sudah terkenal. Konten ini memicu kritik keras dari banyak orang yang menganggapnya sebagai pelecehan terhadap kuliner tradisional.

Reaksi warganet pun terbagi. Beberapa mengkritik, sementara yang lain menyebutnya sebagai eksperimen kuliner yang sah. Namun, masalah ini berkembang menjadi laporan hukum setelah beberapa pihak melaporkan Willy Salim ke polisi.

Willy Salim Dilaporkan ke Polisi

Kontroversi ini semakin besar ketika sejumlah warga merasa bahwa video tersebut merusak citra rendang sebagai makanan khas Indonesia. Mereka berpendapat bahwa keaslian masakan tradisional harus tetap dihormati, terutama oleh influencer. Sebagian besar laporan datang dari komunitas kuliner Palembang.

“Konten ini merusak tradisi dan budaya kuliner kami. Ini bukan hanya soal rasa, tapi identitas kami,” ujar salah satu pelapor.

Respons dari Willy Salim

Menanggapi laporan tersebut, Willy Salim meminta maaf jika konten itu menyinggung sebagian orang. Namun, ia juga menyatakan bahwa eksperimen kuliner adalah hal yang umum dilakukan. “Saya tidak bermaksud menghina tradisi, saya hanya ingin mencoba memasak dengan cara saya,” ungkap Willy Salim melalui media sosial.

Dampak Terhadap Industri Kuliner

Kontroversi ini menunjukkan pentingnya nilai budaya dalam kuliner, terutama untuk masakan tradisional seperti rendang. Beberapa ahli kuliner berpendapat bahwa eksperimen dalam memasak bisa diterima, asalkan tetap menghormati akar tradisi. Namun, kasus ini juga mengingatkan kita bahwa media sosial bisa memperburuk situasi jika tidak dikelola dengan hati-hati.

Penutupan: Konten masak rendang yang dibagikan Willy Salim memicu perdebatan besar dan berujung pada pelaporan ke polisi. Meskipun niatnya untuk bereksperimen, kasus ini menunjukkan betapa kuatnya pengaruh media sosial dalam memengaruhi opini publik, terutama terkait dengan tradisi dan budaya kuliner.