
Ekspor Batubara Bengkulu Turun Hampir 80 Persen
Ekspor batubara dari Provinsi Bengkulu mengalami penurunan drastis hampir 80 persen pada kuartal pertama tahun 2025. Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku industri dan pemerintah daerah karena berdampak langsung pada pendapatan daerah dan perekonomian lokal.
Penurunan Ekspor Karena Faktor Permintaan Global
Menurut data dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Bengkulu, volume ekspor batubara turun dari 1,2 juta ton pada kuartal pertama tahun 2024 menjadi sekitar 250 ribu ton pada periode yang sama tahun ini. Hal ini terutama disebabkan oleh menurunnya permintaan global, khususnya dari negara-negara konsumen utama seperti China dan India.
Selain itu, harga batubara dunia yang terus melemah turut memperparah kondisi penurunan ekspor tersebut. “Permintaan menurun drastis dan harga yang rendah membuat ekspor kita tertekan,” ujar Kepala Dinas Perdagangan, Irwan Saputra.
Dampak Negatif pada Industri dan Perekonomian Lokal
Penurunan ekspor ini berdampak signifikan pada industri pertambangan batubara di Bengkulu. Banyak perusahaan menurunkan produksi dan melakukan pengurangan tenaga kerja. Akibatnya, sejumlah pekerja tambang menghadapi ketidakpastian pekerjaan.
Tidak hanya itu, pendapatan asli daerah (PAD) juga berkurang. Pemerintah daerah mengaku harus mencari sumber pendapatan alternatif untuk menutupi kekurangan akibat menurunnya ekspor batubara. “Kami sedang berupaya mendorong diversifikasi ekonomi agar tidak terlalu bergantung pada sektor tambang,” jelas Wakil Gubernur Bengkulu, Suryani.
Upaya Pemerintah Mengatasi Penurunan
Sebagai langkah antisipasi, pemerintah Provinsi Bengkulu bersama instansi terkait berencana meningkatkan promosi ekspor ke pasar baru, khususnya negara-negara di Asia Tenggara dan Eropa. Selain itu, pemerintah juga mendorong perusahaan batubara untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas agar tetap kompetitif.
Lebih lanjut, pemerintah berupaya memperkuat sektor-sektor lain seperti pertanian dan pariwisata guna menyeimbangkan perekonomian daerah. “Kita harus memanfaatkan potensi lain di Bengkulu agar ekonomi tetap tumbuh meski sektor tambang sedang lesu,” tambah Irwan.
Harapan untuk Pemulihan Ekspor
Meskipun penurunan ekspor cukup signifikan, para pelaku industri berharap kondisi pasar global membaik dalam beberapa bulan ke depan. Jika permintaan dan harga batubara kembali normal, maka ekspor Bengkulu dapat pulih dan memberikan kontribusi optimal terhadap ekonomi daerah.
Sementara itu, pemerintah daerah berkomitmen untuk terus memantau perkembangan dan mengambil langkah cepat agar dampak penurunan ekspor tidak semakin meluas.