
Evakuasi Pendaki Brazil di Gunung Rinjani Masih Dilakukan
Kondisi Pendaki yang Terjebak
Evakuasi Pendaki Brazil Tim SAR bersama aparat kepolisian dan relawan masih melakukan evakuasi terhadap seorang pendaki asal Brazil yang mengalami kecelakaan di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat. Pendaki bernama Lucas Silva (27 tahun) dilaporkan terjatuh di jalur pendakian pada Rabu sore (24/6/2025).
Saat ini, kondisi Lucas masih dalam penanganan tim medis di posko evakuasi. Luka yang dialami termasuk luka memar dan kemungkinan cedera pada kaki. Tim SAR bekerja ekstra untuk memastikan keselamatan pendaki tersebut mengingat medan yang cukup berat dan cuaca yang tidak bersahabat.
Proses Evakuasi yang Terhambat Cuaca
Evakuasi berjalan cukup menantang karena cuaca yang mendung dan hujan ringan turun sejak kemarin. Hal ini menyebabkan medan menjadi licin dan berisiko bagi tim penyelamat. Selain itu, jalur evakuasi yang curam memerlukan teknik khusus agar proses evakuasi berjalan aman.
“Tim kami terus berkoordinasi dan berusaha semaksimal mungkin untuk membawa Lucas ke tempat yang lebih aman. Kami juga meminta masyarakat dan pendaki lainnya untuk sementara tidak mendekati area evakuasi,” kata Kepala Basarnas NTB, Agus Setiawan.
Dukungan dan Solidaritas dari Komunitas Pendaki Evakuasi Pendaki Brazil
Komunitas pendaki lokal juga ikut membantu proses evakuasi dengan menyediakan tenaga serta logistik. Mereka berharap agar pendaki asal Brazil tersebut dapat segera diselamatkan dan mendapat perawatan terbaik.
Sementara itu, keluarga Lucas di Brazil sudah dihubungi dan mendapatkan informasi perkembangan evakuasi secara berkala oleh pihak konsulat.
Imbauan Keselamatan bagi Pendaki
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan persiapan matang sebelum melakukan pendakian. Pihak pengelola Taman Nasional Gunung Rinjani juga mengimbau agar semua pendaki selalu mengikuti aturan, menggunakan perlengkapan lengkap, serta melapor pada petugas sebelum memulai perjalanan.
“Kami mengimbau para pendaki untuk selalu waspada dan tidak meremehkan kondisi alam yang cepat berubah,” ujar Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.