Kabur Usai Banting Bayinya hingga Tewas, Ayah di Empat Lawang Ditangkap

Banting Bayinya hingga Tewas Seorang ayah berinisial D (35) ditangkap oleh polisi setelah diduga membanting bayinya hingga tewas. Kejadian tragis ini berlangsung di Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, pada Sabtu (1/2). Setelah melakukan kekerasan terhadap anak kandungnya yang baru berusia 2 tahun, pelaku melarikan diri namun berhasil ditangkap beberapa jam setelah kejadian.

Kronologi Kejadian Banting Bayinya

Peristiwa ini bermula ketika D terlibat cekcok dengan istrinya di rumah mereka. Dalam kondisi emosi, D kemudian mengambil tindakan kekerasan terhadap bayinya. Ia membanting tubuh bayi malang itu hingga menyebabkan cedera fatal. Istrinya yang menyaksikan kejadian tersebut segera berteriak dan mencoba memberikan pertolongan, namun nyawa sang bayi tidak tertolong.

Setelah kejadian, D melarikan diri meninggalkan rumah dan bersembunyi. Pihak keluarga langsung melaporkan kejadian ini kepada polisi.

Penangkapan Pelaku

Pihak kepolisian yang menerima laporan segera melakukan pengejaran terhadap pelaku. Beberapa jam setelah peristiwa tersebut, polisi berhasil menangkap D yang sedang bersembunyi di sebuah lokasi di sekitar rumahnya. Pelaku kini dalam pemeriksaan di Polres Empat Lawang untuk proses hukum lebih lanjut.

Kapolres Empat Lawang menyatakan, “Pelaku sudah kami tangkap dan kami akan lanjutkan penyelidikan untuk mengungkap motif kejadian ini.”

Reaksi Keluarga dan Masyarakat Banting Bayinya

Keluarga korban sangat terpukul dengan kejadian ini. Mereka merasa kehilangan atas kematian bayi yang masih sangat kecil. Istri pelaku juga sangat shock dan tidak menyangka suaminya bisa melakukan tindakan kekerasan yang begitu kejam terhadap anak mereka.

Masyarakat setempat merasa marah dan kecewa atas perbuatan D. Mereka berharap agar pelaku dihukum berat agar ada efek jera bagi siapa pun yang berniat melakukan kekerasan terhadap anak.

Kesimpulan

Peristiwa tragis yang terjadi di Empat Lawang, di mana seorang ayah membanting bayinya hingga tewas, mencerminkan pentingnya pengawasan dan kontrol diri dalam keluarga. Tindak kekerasan terhadap anak, terutama yang dilakukan oleh orang tua, sangat mengejutkan dan menyedihkan. Penangkapan pelaku, D, setelah melarikan diri menunjukkan bahwa keadilan akan ditegakkan meskipun pelaku berusaha menghindar. Masyarakat berharap agar pelaku dihukum setimpal dan kejadian serupa tidak terulang. Ke depan, perlindungan terhadap anak-anak harus menjadi prioritas utama, dengan perhatian lebih pada pengendalian emosi orang tua dan edukasi terkait kekerasan dalam rumah tangga.